Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Kuta dan Malam

Lamat-lamat kutimbun kenangan yang pernah kita tumbuh-rawatkan, mengubur semua dalam rongsokan kata, dan tak lupa melengkapinya dengan nisan bertuliskan: "aku, antara,   kau. bukan kita". Bukan perkara sederhana untukku. Kau tahu? Semakin aku menimbunnya, semakin pula ia menjulang tinggi, seakan aku menimbunnya dengan pupuk. Di antara semua buah yang muncul dari pohon kenangan itu, ada satu yang muncul dengan cahaya mengkilap dan aroma manis lembut, yang menggodaku untuk mencicipinya kembali. Ingatkah kau? Kali pertama aku mengajakmu ke pantai Kuta saat itu, "Untuk apa?" tanyamu. "Lihat saja nanti" kataku. Tentu saja kau akan bertanya begitu, asing bagimu bila harus ke pantai pukul 9 malam. Gelap dan sepi kah yang kau bayangkan waktu itu? Sepanjang jalan tanya dari mulut manismu tak ada habisnya, perihal apa dan mengapa harus ke pantai jam segini, aku, ya, diam saja. Nanti kamu juga tahu. Setibanya di pantai pun, tak hentinya kau bertanya

Kereta Bandung

Bandung? Hal pertama yang kupikirkan ketika mendengar nama kota ini adalah segar. Udaranya yang sejuk, orang-orangnya yang ramah, makanannya yang nikmat, dan tentu saja senyummu yang manis. Masih tergambar jelas wajah panikmu kala itu, ketika secara tidak sengaja kau menabrakku, sehingga jus alpukat yang tadinya ada di genggamanku sudah menyebar di tangan dan bajumu. Tentu saja, aku juga terkejut, sempat aku akan memaki mengingat jus itu adalah satu-satunya pelepas dahaga yang kupunya, yang kudapat setelah kebingungan karna tetehnya bilang "mangga" tapi dia kasih aku jus alpukat. Namun, kuurung niatku untuk memakimu, melihat wajahmu yang panik campur takut. Berulang kali kata maaf kau lontarkan, matamu mulai berkaca-kaca, gegas kuambilkan sapu tanganku, lalu mengisyaratkan agar kau bersihkan jus alpukat di tangan dan bajumu. Entah kenapa, kau berlari begitu saja mengambil sapu tanganku. Kau meninggalkanku dengan rasa dahaga dan bingung karena kelakuanmu yang berlar

Mata

29 Januari 2019 *// -------------------------------- //* Mata ketemu mata Bibirku tak sanggup berkata-kata Sungging senyummu merekah Sentuh bilik hati yang temaram.    Matamu pancarkan indah sinarnya Otakku tak sempat menyusun sepatah kata Tawa lembutmu mengembang begitu saja Untuk kesekian kali, olehmu aku terpana. *// -------------------------------- //*